Lika-liku Menjadi Barista
TANGERANG SELATAN – Seiring bertambahnya
penduduk dan berkembangnya gaya hidup masyarakat Indonesia, banyak orang yang
memanfaatkan peluang ini untuk berjualan. Salah satunya adalah Alfa
Sebanya Samuel Pontoh, seorang
barista kedai kopi di Gintung, Ciputat, yang
sudah menjalaniya sejak lulus dari SMK.
Dikutip
dari wikipedia, barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya
membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan. Kata "barista" berasal
dari bahasa Italia yang berarti "pelayan bar". Secara umum, barista
memang seseorang yang bekerja di kedai-kedai kopi, bar-bar kopi, atau coffee
shop dan biasanya mengoperasikan mesin-mesin kopi komersial yang cenderung
rumit. Tugas mereka adalah mengoperasikan mesin-mesin kopi dan meracik
biji-biji kopi untuk membuat kopi-kopi tertentu. Untuk menjadi seorang barista
tidaklah mudah, ia harus tahu persis takaran banyaknya biji kopi yang harus
mereka ambil untuk membuat segelas kopi tertentu dan mereka juga harus
membuatnya dengan seksama dalam hal merebusnya dengan suhu berapa dan berapa
waktu yang diperlukan.
Jadi
seorang barista belakangan ini banyak diminati oleh para pecinta kopi, mereka
bukan hanya sekedar menikmati kopi-kopinya tetapi mereka juga ingin terjun ke
area bisnisnya. Seperti halnya yang dialami oleh Alfa Sebanya Samuel Pontoh
yang bekerja di kedai kopi miliknya yaitu Kedai Kopi Oemproek di Gintung,
Ciputat. Alfa Sebanya Samuel Pontoh, atau biasa dipanggil Alfa, adalah seorang
mahasiswa pecinta kopi yang memilih untuk terjun ke area bisnis kopi dengan
membuka kedai kopi di daerah Gintung, Ciputat. Pria yang lahir di Jakarta
tanggal 17 Mei 1997 ini memulai bisnis kopinya dari tahun 2015 ketika ia lulus
dari SMKnya. Walaupun di SMK ia mengambil jurusan Software Engineering, dimana
Software Engineering adalah tentang membuat aplikasi-aplikasi komputer, namum
Alfa lebih memilih membuka kedai kopi setelah lulus SMK karena ia sangat
menyukai kopi. Ia melihat peluang besar dibisnis kedai kopi makanya setelah
lulus SMK ia langsung membuka kedai kopi.
Di
kedai kopinya, ia buka setiap hari dari jam 7 sampai jam 12 malam kecuali hari
minggu ia tutup. Alasan ia tidak berjualan dihari minggu karena ia masih peduli
akan kesehatannya, ia berfikir bahwa ia masih perlu istirahat, “Ya kita kan
manusia biasa ya perlu istirahat juga gitu masa tiap hari begadang kan ga sehat
juga” katanya. Inilah resiko menjadi seorang barista, sehubungan dengan
kesukaan orang-orang jika ingin ngopi atau nongkrong-nongkrong itu malam hari,
maka ia harus berani mengambil resiko ini. Resiko atau kendala yang sering ia
alami adalah karena kedainya buka sampai larut malam, ia sering kali jadi
bangun kesiangan, dan pola tidurnya pun juga jadi tidak teratur. Awal kali ia
menjadi barista ia sempat beberapa kali sakit karena kecapean, karena ia juga
seorang mahasiswa, ia juga mengeluhkan kuliahnya kadang terasa sangat
melelahkan karena abis berjualan dimalam harinya. Tetapi karena ia sudah cukup
lama menjadi barista ia sudah cukup
terbiasa dengan hal-hal ini sehingga kendala-kendala seperti ini sudah bukan
menjadi masalah baginya.
Karena
ia juga seorang mahasiswa, ia juga mengeluhkan kuliahnya kadang terasa sangat
melelahkan karena abis berjualan dimalam harinya. Ia mempunyai cara tersendiri
untuk mengatasi kendala-kendala ini, hanya dibawa enjoy atau dibawa have fun
saja pekerjaan ini ia langsung bisa meminimalisir kendala-kendala yang ia alami
menjadi seorang barista. Ia juga tidak terlalu menganggap beban pekerjaan ini.
Semua pekerjaan memang memiliki resiko, namun kita harus bisa mengatasi
resiko-resiko itu demi kelancaran pekerjaan kita sendiri. Di kedainya, karena
target dagangannya bukan hanya untuk para pecinta kopi, melainkan juga
orang-orang yang ingin nongkrong seperti orang-orang yang baru pulang kerja dan
merasa lelah, maka memungkin kan untuk mereka mampir ke kedainya yang berlokasi
cukup strategis yaitu dipinggir jalan, dan target lainnya adalah seperti
mahasiswa-mahasiswa atau anak-anak SMA yang ingin nongkrong dimalam hari maka
ia bukan hanya berjualan kopi, melainkan banyak minuman-minuman lainnya dan
banyak juga makanan-makanan.
Roti Bakar Kornet |
Untuk jenis kopi-kopiannya sendiri itu ada 2 macam yaitu sejenis black coffee dan coffee latte. Black coffee sendiri banyak sekali jenisnya, namun yang paling laris di kedainya adalah jenis Sumatra Aceh Gayo, yaitu sejenis kopi Aceh. Dan untuk jenis coffee lattenya pun juga banyak jenisnya, namun yang paling laris di kedainya adalah Espresso D’Choco, ini latte dengan rasa seperti coklat. Untuk minuman-minuman lainnya ada sejenis ice blend seperti Capuchino Oreo dan Tiramizu, ada juga jenis teh-tehan seperti es teh biasa, teh tarik, dll. Harga rata-rata kopinya itu sekitar 10 ribu sampai 25 ribu rupiah tergantung dari jenis kopi apa yang dibeli. Lalu untuk jenis-jenis makanannya juga cukup banyak, ada roti bakar bisa dikasihi topping seperti cokelat, keju, kacang, kornet, dll. dan ada pisang bakar bisa dikasih topping juga sama seperti roti bakar. Ada juga kentang goreng, dan ia juga menyediakan makanan yang paling sering diminati saat nongkrong yaitu Indomie. Untuk jenis-jenis makanan ini yang paling laris adalah Indomie dan roti bakar.
Untuk
mencari stok kopi-kopinyanya ia mempunyai kenalan yang sedia macam-macam jenis
kopi, namun ia membelinya dalam bentuk bubuk, bukan masih berbentuk biji kopi.
Katanya, kalau ia membeli dalam bentuk biji kopi untuk membuat kopinya itu
memerlukan mesin kopi yang harganya cukup mahal, yaitu sekitar 20 jutaan, dan
membuat kopi yang masih memakai biji kopi ini juga cukup lama karena proses pembuatannya
cukup panjang. Sekaligus ini yang membuat kedai kopi Oemproek berbeda dengan
kedai kopi lainnya, karena target pasaranya adalah orang-orang yang ingin
nongkrong bukan hanya untuk pecinta kopi. “Iya jadi dikedai lain kan rata-rata
masih make biji kopi ya, emang lebih berasa sih(kopinya) tapi target kita tuh
kan beda disini cuma buat nongkrong-nongkrong aja.” Katanya. Ia lebih
memasarkan kepada masyarakat umum ketimbang hanya para pecinta kopi saja, jadi
ia tidak terlalu terpaku pada aturan-aturan dalam pembuatan kopi.
Kedainya pun tidak selalu ramai pengunjung atau sepi pengunjung, ada hari-hari tertentu yang ramai pengunjung, biasanya itu pas weekend atau hari-hari libur, terutama di malam minggu, jadi orang-orang yang abis pergi bisa mampir ke kedainya. Lalu untuk hari-hari yang sepi pengunjung biasanya itu pas weekdays karena dihari esoknya kebanyakan orang mempunyai aktivitas di pagi hari.
Dari
sektor pendapatan, pada hari-hari yang ramai pengunjung biasanya ia mendapat
700 ribu sampai 1 juta rupiah perharinya, lalu pada hari-hari yang sepi
pengunjung biasanya ia hanya dapat sekitar 100 ribu sampai 150 ribu rupiah
perharinya. Jika dikalkulasikan, pendapatan bersihnya sebulan bisa mencapai 4
setengah juta rupiah sampai 5 juta rupiah. Namun itu adalah pendapatan
kedainya, dipotong bayar iuran listrik, air, dll. maka pendapatan ia sebagai
seorang barista hanya mengantongi sekitar 3 juta sampai 3 setengah juta rupiah
saja perbulannya. “Itu pendapatan kedainya, kalo pendapatan gua bersih sih jadi
barista ya paling cuma 3 jutaan perbulan lah ya lumayan buat bayar kuliah sama
jajan.” Ujarnya
.
Ia
mengatakan untuk membuka kedai dan menjalankan profesinya ini ia butuh dana
atau modal awal sekitar 10 jutaan saja, itu sudah termasuk beli peralatan
masak, peralatan makan dan minum, meja-meja dan kursi-kursi, dan termasuk sewa
tempat. Ia sewa tempat disitu murah karena itu tempat temannya. Ia mengaku
untuk mencari modal dalam pembukaan kedainya ia meminjam uang orang tuanya.
Lalu
bagaimana cara ia memasarkan kedainya ini supaya laris dan ia cepat meraub
keuntungan? Ia menjelaskan bahwa kedainya dapat diketahui banyak orang awalnya
dari mulut ke mulut saja lalu ia membuat akun di sosial media tertentu. “Ya
pertama-tama sih dari mulut ke mulut ya ngabarinnya kaya ketemen gitu, ‘gue
buka kedai nih mampir dong blablablabla’ terus bikin promo ke temen-temen yang
mau bantuin masarin dapet diskon gitu. Terus juga ada sosmed kaya instagram,
twitter, gitu-gitu lah.” Begitu penjelasannya.
Selama
ia menjadi barista sering kali ia menemukan hal-hal unik, hal unik yang paling
ia ingat adalah ketika teman-temannya nongkrong di kedainya lalu mereka
pura-pura lupa membawa dompet sehingga tidak membayar pesanannya, dan membayar
pesanannya seketemunya nanti. Hal ini mungkin cukup menjengkelkan ya bagi
pemilik usaha karena sedikit pun penghasilan yang ia dapatkan pasti berguna
untuk modal dia kedepannya.
Selain
hal unik, kesan-kesannya ia menjadi seorang barista juga tidak kalah menarik.
Dari menjadi seorang barista, ia jadi mempunyai banyak teman dan mendapat
banyak kenalan yang sewaktu-waktu ia butuh sesuatu ia gampang mencari
channelnya. Contohnya misalkan ia mendapat kenalan seseorang yang hobi
otomotif, lalu motor dia rusak dan kenalannya ini pasti bisa membantuinya dalam
memperbaiki motornya atau menyarankan beberapa bengkel terbaik dalam mengatasi
penyakit motornya ini.
Jadi
kesimpulannya menjadi seorang barista itu adalah pekerjaan yang sangat
menyenangkan, terutama bagi kita yang memiliki hobi di kopi. Dari jadi seorang
barista kita dapat memiliki banyak teman dan kenalan yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan kita, kita bisa sharing masalah-masalah dikehidupan kita dengan
teman-teman kita dan barang kali mereka dapat memberikan solusi yang tepat atas
masalah-masalah kita. Selain
dari segi pertemanan, menjadi seorang barista juga menguntungkan dari segi
financialnya. Setidaknya dari contoh profesinya Alfa ini dia bisa mencari uang
jajan sendiri sehingga tidak merepotkan orang tua. Sehingga jika kita memiliki
keperluan hidup lainnya misalkan kita ingin membeli baju, celana, atau sepatu
untuk keperluan kuliah gitu kita sudah
tidak lagi membebani orang tua kita.
Dan
apapun pekerjaanya pasti memiliki resiko, semakin besar pekerjaannya pasti juga
semakin besar resikonya. Tapi tergantung kita juga bagaimana cara menghadapi
resiko ini, kalau kita menikmati atau senang dengan pekerjaan kita, apapun
resikonya pasti akan kita ambil dan kita akan dengan santai melewati
resik-resiko itu.
Jangan
takut akan persaingan pekerjaan kita, menjadi barista pun pasti banyak
persaingannya baik ke sesama barista lainnya atau ke tempat nongkrong yang
lainnya. Tinggal kita aja yang seharusnya berinisiatif memainkan konsep atau
ide kita dalam memasarkan barang dagangan kita. Dan pada akhirnya kita harus bertawakal
dan percaya bahwa semua rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Intinya kita harus tetap berusaha dan ikhlas dalam menjalankan semua pekerjaan
kita.
Aziz Cahyo Saputro (1571500584)
Testimoni.
Testimoni.
0 komentar:
Posting Komentar