Minggu, 04 Desember 2016

Lika-liku Menjadi Barista

Lika-liku Menjadi Barista



TANGERANG SELATANSeiring bertambahnya penduduk dan berkembangnya gaya hidup masyarakat Indonesia, banyak orang yang memanfaatkan peluang ini untuk berjualan. Salah satunya adalah Alfa Sebanya Samuel Pontoh, seorang barista kedai kopi di Gintung, Ciputat, yang sudah menjalaniya sejak lulus dari SMK.

Dikutip dari wikipedia, barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan. Kata "barista" berasal dari bahasa Italia yang berarti "pelayan bar". Secara umum, barista memang seseorang yang bekerja di kedai-kedai kopi, bar-bar kopi, atau coffee shop dan biasanya mengoperasikan mesin-mesin kopi komersial yang cenderung rumit. Tugas mereka adalah mengoperasikan mesin-mesin kopi dan meracik biji-biji kopi untuk membuat kopi-kopi tertentu. Untuk menjadi seorang barista tidaklah mudah, ia harus tahu persis takaran banyaknya biji kopi yang harus mereka ambil untuk membuat segelas kopi tertentu dan mereka juga harus membuatnya dengan seksama dalam hal merebusnya dengan suhu berapa dan berapa waktu yang diperlukan.

Jadi seorang barista belakangan ini banyak diminati oleh para pecinta kopi, mereka bukan hanya sekedar menikmati kopi-kopinya tetapi mereka juga ingin terjun ke area bisnisnya. Seperti halnya yang dialami oleh Alfa Sebanya Samuel Pontoh yang bekerja di kedai kopi miliknya yaitu Kedai Kopi Oemproek di Gintung, Ciputat. Alfa Sebanya Samuel Pontoh, atau biasa dipanggil Alfa, adalah seorang mahasiswa pecinta kopi yang memilih untuk terjun ke area bisnis kopi dengan membuka kedai kopi di daerah Gintung, Ciputat. Pria yang lahir di Jakarta tanggal 17 Mei 1997 ini memulai bisnis kopinya dari tahun 2015 ketika ia lulus dari SMKnya. Walaupun di SMK ia mengambil jurusan Software Engineering, dimana Software Engineering adalah tentang membuat aplikasi-aplikasi komputer, namum Alfa lebih memilih membuka kedai kopi setelah lulus SMK karena ia sangat menyukai kopi. Ia melihat peluang besar dibisnis kedai kopi makanya setelah lulus SMK ia langsung membuka kedai kopi.

Di kedai kopinya, ia buka setiap hari dari jam 7 sampai jam 12 malam kecuali hari minggu ia tutup. Alasan ia tidak berjualan dihari minggu karena ia masih peduli akan kesehatannya, ia berfikir bahwa ia masih perlu istirahat, “Ya kita kan manusia biasa ya perlu istirahat juga gitu masa tiap hari begadang kan ga sehat juga” katanya. Inilah resiko menjadi seorang barista, sehubungan dengan kesukaan orang-orang jika ingin ngopi atau nongkrong-nongkrong itu malam hari, maka ia harus berani mengambil resiko ini. Resiko atau kendala yang sering ia alami adalah karena kedainya buka sampai larut malam, ia sering kali jadi bangun kesiangan, dan pola tidurnya pun juga jadi tidak teratur. Awal kali ia menjadi barista ia sempat beberapa kali sakit karena kecapean, karena ia juga seorang mahasiswa, ia juga mengeluhkan kuliahnya kadang terasa sangat melelahkan karena abis berjualan dimalam harinya. Tetapi karena ia sudah cukup lama menjadi barista ia  sudah cukup terbiasa dengan hal-hal ini sehingga kendala-kendala seperti ini sudah bukan menjadi masalah baginya.


Karena ia juga seorang mahasiswa, ia juga mengeluhkan kuliahnya kadang terasa sangat melelahkan karena abis berjualan dimalam harinya. Ia mempunyai cara tersendiri untuk mengatasi kendala-kendala ini, hanya dibawa enjoy atau dibawa have fun saja pekerjaan ini ia langsung bisa meminimalisir kendala-kendala yang ia alami menjadi seorang barista. Ia juga tidak terlalu menganggap beban pekerjaan ini. Semua pekerjaan memang memiliki resiko, namun kita harus bisa mengatasi resiko-resiko itu demi kelancaran pekerjaan kita sendiri. Di kedainya, karena target dagangannya bukan hanya untuk para pecinta kopi, melainkan juga orang-orang yang ingin nongkrong seperti orang-orang yang baru pulang kerja dan merasa lelah, maka memungkin kan untuk mereka mampir ke kedainya yang berlokasi cukup strategis yaitu dipinggir jalan, dan target lainnya adalah seperti mahasiswa-mahasiswa atau anak-anak SMA yang ingin nongkrong dimalam hari maka ia bukan hanya berjualan kopi, melainkan banyak minuman-minuman lainnya dan banyak juga makanan-makanan.
Roti Bakar Kornet

Untuk jenis kopi-kopiannya sendiri itu ada 2 macam yaitu sejenis black coffee dan coffee latte. Black coffee sendiri banyak sekali jenisnya, namun yang paling laris di kedainya adalah jenis Sumatra Aceh Gayo, yaitu sejenis kopi Aceh. Dan untuk jenis coffee lattenya pun juga banyak jenisnya, namun yang paling laris di kedainya adalah Espresso D’Choco, ini latte dengan rasa seperti coklat. Untuk minuman-minuman lainnya ada sejenis ice blend seperti Capuchino Oreo dan Tiramizu, ada juga jenis teh-tehan seperti es teh biasa, teh tarik, dll. Harga rata-rata kopinya itu sekitar 10 ribu sampai 25 ribu rupiah tergantung dari jenis kopi apa yang dibeli. Lalu untuk jenis-jenis makanannya juga cukup banyak, ada roti bakar bisa dikasihi topping seperti cokelat, keju, kacang, kornet, dll. dan ada pisang bakar bisa dikasih topping juga sama seperti roti bakar. Ada juga kentang goreng, dan ia juga menyediakan makanan yang paling sering diminati saat nongkrong yaitu Indomie. Untuk jenis-jenis makanan ini yang paling laris adalah Indomie dan roti bakar.

Untuk mencari stok kopi-kopinyanya ia mempunyai kenalan yang sedia macam-macam jenis kopi, namun ia membelinya dalam bentuk bubuk, bukan masih berbentuk biji kopi. Katanya, kalau ia membeli dalam bentuk biji kopi untuk membuat kopinya itu memerlukan mesin kopi yang harganya cukup mahal, yaitu sekitar 20 jutaan, dan membuat kopi yang masih memakai biji kopi ini juga cukup lama karena proses pembuatannya cukup panjang. Sekaligus ini yang membuat kedai kopi Oemproek berbeda dengan kedai kopi lainnya, karena target pasaranya adalah orang-orang yang ingin nongkrong bukan hanya untuk pecinta kopi. “Iya jadi dikedai lain kan rata-rata masih make biji kopi ya, emang lebih berasa sih(kopinya) tapi target kita tuh kan beda disini cuma buat nongkrong-nongkrong aja.” Katanya. Ia lebih memasarkan kepada masyarakat umum ketimbang hanya para pecinta kopi saja, jadi ia tidak terlalu terpaku pada aturan-aturan dalam pembuatan kopi.

Kedainya pun tidak selalu ramai pengunjung atau sepi pengunjung, ada hari-hari tertentu yang ramai pengunjung, biasanya itu pas weekend atau hari-hari libur, terutama di malam minggu, jadi orang-orang yang abis pergi bisa mampir ke kedainya. Lalu untuk hari-hari yang sepi pengunjung biasanya itu pas weekdays karena dihari esoknya kebanyakan orang mempunyai aktivitas di pagi hari.
Dari sektor pendapatan, pada hari-hari yang ramai pengunjung biasanya ia mendapat 700 ribu sampai 1 juta rupiah perharinya, lalu pada hari-hari yang sepi pengunjung biasanya ia hanya dapat sekitar 100 ribu sampai 150 ribu rupiah perharinya. Jika dikalkulasikan, pendapatan bersihnya sebulan bisa mencapai 4 setengah juta rupiah sampai 5 juta rupiah. Namun itu adalah pendapatan kedainya, dipotong bayar iuran listrik, air, dll. maka pendapatan ia sebagai seorang barista hanya mengantongi sekitar 3 juta sampai 3 setengah juta rupiah saja perbulannya. “Itu pendapatan kedainya, kalo pendapatan gua bersih sih jadi barista ya paling cuma 3 jutaan perbulan lah ya lumayan buat bayar kuliah sama jajan.” Ujarnya
.
Ia mengatakan untuk membuka kedai dan menjalankan profesinya ini ia butuh dana atau modal awal sekitar 10 jutaan saja, itu sudah termasuk beli peralatan masak, peralatan makan dan minum, meja-meja dan kursi-kursi, dan termasuk sewa tempat. Ia sewa tempat disitu murah karena itu tempat temannya. Ia mengaku untuk mencari modal dalam pembukaan kedainya ia meminjam uang orang tuanya.

Lalu bagaimana cara ia memasarkan kedainya ini supaya laris dan ia cepat meraub keuntungan? Ia menjelaskan bahwa kedainya dapat diketahui banyak orang awalnya dari mulut ke mulut saja lalu ia membuat akun di sosial media tertentu. “Ya pertama-tama sih dari mulut ke mulut ya ngabarinnya kaya ketemen gitu, ‘gue buka kedai nih mampir dong blablablabla’ terus bikin promo ke temen-temen yang mau bantuin masarin dapet diskon gitu. Terus juga ada sosmed kaya instagram, twitter, gitu-gitu lah.” Begitu penjelasannya.

Selama ia menjadi barista sering kali ia menemukan hal-hal unik, hal unik yang paling ia ingat adalah ketika teman-temannya nongkrong di kedainya lalu mereka pura-pura lupa membawa dompet sehingga tidak membayar pesanannya, dan membayar pesanannya seketemunya nanti. Hal ini mungkin cukup menjengkelkan ya bagi pemilik usaha karena sedikit pun penghasilan yang ia dapatkan pasti berguna untuk modal dia kedepannya.

Selain hal unik, kesan-kesannya ia menjadi seorang barista juga tidak kalah menarik. Dari menjadi seorang barista, ia jadi mempunyai banyak teman dan mendapat banyak kenalan yang sewaktu-waktu ia butuh sesuatu ia gampang mencari channelnya. Contohnya misalkan ia mendapat kenalan seseorang yang hobi otomotif, lalu motor dia rusak dan kenalannya ini pasti bisa membantuinya dalam memperbaiki motornya atau menyarankan beberapa bengkel terbaik dalam mengatasi penyakit motornya ini.

Jadi kesimpulannya menjadi seorang barista itu adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan, terutama bagi kita yang memiliki hobi di kopi. Dari jadi seorang barista kita dapat memiliki banyak teman dan kenalan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, kita bisa sharing masalah-masalah dikehidupan kita dengan teman-teman kita dan barang kali mereka dapat memberikan solusi yang tepat atas masalah-masalah kita. Selain dari segi pertemanan, menjadi seorang barista juga menguntungkan dari segi financialnya. Setidaknya dari contoh profesinya Alfa ini dia bisa mencari uang jajan sendiri sehingga tidak merepotkan orang tua. Sehingga jika kita memiliki keperluan hidup lainnya misalkan kita ingin membeli baju, celana, atau sepatu untuk  keperluan kuliah gitu kita sudah tidak lagi membebani orang tua kita.

Dan apapun pekerjaanya pasti memiliki resiko, semakin besar pekerjaannya pasti juga semakin besar resikonya. Tapi tergantung kita juga bagaimana cara menghadapi resiko ini, kalau kita menikmati atau senang dengan pekerjaan kita, apapun resikonya pasti akan kita ambil dan kita akan dengan santai melewati resik-resiko itu.


Jangan takut akan persaingan pekerjaan kita, menjadi barista pun pasti banyak persaingannya baik ke sesama barista lainnya atau ke tempat nongkrong yang lainnya. Tinggal kita aja yang seharusnya berinisiatif memainkan konsep atau ide kita dalam memasarkan barang dagangan kita. Dan pada akhirnya kita harus bertawakal dan percaya bahwa semua rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Intinya kita harus tetap berusaha dan ikhlas dalam menjalankan semua pekerjaan kita.




Aziz Cahyo Saputro (1571500584) 
Testimoni.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

ads ceritanya

.

.
Copyright © MINDSET E - MAGAZINE | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com